BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pernahkah kita membayangkan betapa luas alam semesta tempat
kita tinggal? Mungkin kita memang belum banyak tahu tentang hal itu. Kalaupun
pernah, kita tentu masih sangat sulit membayangkan betapa besar ukuran alam
semesta ini. Contohnya, seberapa jauhkah jarak yang dapat kamu bayangkan? Jarak
antara batas kota tempat kamu tinggal mungkin tampak begitu besar bagimu.
Anggap saja kamu sedang melintasi seluruh jalan-jalan di kotamu, dari timur ke
barat, dan kamu akan terkagum-kagum oleh keluasannya. Mungkin diantara kamu ada
yang pernah bepergian ke kota lain yang jauh jaraknya. Tapi meskipun kamu pergi
mengelilingi dunia, tetap saja masih sulit untuk membantumu membayangkan betapa
luas alam semesta ini. Karena ukuran bumi hanyalah sebesar debu jika
dibandingkan dengan ukuran alam semesta yang teramat sangat luas ini.
Mungkin kita terkejut, tapi memang itu kenyataannya;
planet bumi hanyalah sebutir debu jika dibandingkan dengan luas seluruh alam
semesta.
Bagi manusia alam
semesta masih merupakan misteri, masih merupakan peristiwa yang gaib dan penuh
rahasia. Namun walaupun demikian para ahli ilmu pengetahuan alam masih terus
mengadakan penelitian-penelitian untuk mengungkap tabir misteri tersebut. Apa,
mengapa, bagaimana dan kapan terjadi alam semesta ini. Oleh karena manusia
dengan mempergunakan segala kemampuannya, mempergunakan teknologi canggih terus
berusaha untuk mengungkapkann misteri alam semesta ini
Pada awalnya, manusia
menganggap bahwa bumi ini mempunyai kedudukan yang istimewa di alam semesta
ini, karena melihat bahwa matahari terbit di sebelah timur, pada tengah hari
ada di atas kepala kita dan terbenam di sebenam barat. Hal ini berarti matahari
mengitari bumi. Anggapan ini pula yang mendasari hipotesis “Geosentris” dari
Ptolomeus.
Pandangan geosentris
berubah, setelah Copernicus mengemukaan teori “Heliosentris”, yang mengemukaan
bahwa sebenarnya bumi tidak memiliki kedudukan istimewa di alam semesta ini.
Bumi adalah salah satu planet,yang bersama planet-planet lain bergerak
mengitari bumi. Meskipun sejak abad 18 manusia sudah menyadari bahwa bumi
adalah sebuah planet yang bergerak mengitari matahari, kesadaran ini baru
muncul dengan kuat pada para kedua abad ke-20. Pada masa ini penerbanagn
pesawat ruang angkasa semakin maju. Gambar-gambar bumi yang dilihat dari
angkasa hasil pemotretan pesawat-pesawat angkasa ini membuat kesadaran yang muncul
menjadi makin berkembang.
Kebanyakan dari kita
bertanya tentang bagaimana alam semesta berasal,kemana bergeraknya dan bagaimana
hukum-hukum mempertahankan keteraturan dan keseimbangan selalu menjadi topik
yang menarik. Para ilmuwan dan pakar membahas subyek ini dengan tiada henti dan
telah menghasilkan beberapa teori. Teori ini berlaku sampai awal bad ke-20
ialah bahwa alam semesta mempunyai ukuran yang tidak terbatas,ada tanpa
awal,dan bahwa terus ada untuk selama-lamanya. Menurut pandangan ini,yang
disebut “model alam semesta statis”,alam semesta tidak mempunyai awal ataupun
akhir.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan alam
semesta, galaksi, dan tata surya?
2. Bagaimana proses terbentuknya alam
semesta menurut teori-teori dari para ahli?
3. Bagaimana proses terbetuknya galaksi
dan tata surya?
4. Apa-apa saja yang merupakan
bagian-dari tata suryatata surya?
5. Apa yang dimaksud radiasi matahari
dan bagaimana efek atau pengaruhnya terhadap bumi?
6. Apa-apa saja yang tergolong
benda-benda langit dan tata surya?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN ALAM SEMESTA, GALAKSI,
DAN TATA SURYA
Alam Semesta
Pengertian
alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah
benda-benda yang mempunyai ukuran sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel,
amuba, dan sebagainya. Sedang makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai
ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet, dan galaksi.
Konsep
pemikiran manusia tentang pusat universe atau alam semesta sangat radikal.
Awalnya para ilmuan astronom menetapkan bahwa manusialah yang sebagai pusat,
yang diberi nama teori egosentris. Setelah itu mereka menetapkan bumi yang menjadi
pusat yang ditokohi oleh Cladius Ptolemeus. Teori ini dikenal dengan
geosentris. Namun setelah itu Nicolas Copernicus mengungkap teori baru di mana
matahari dijadikan pusat alam semesta, heliosentris. Namun saat ini mereka baru
menyadari bahwa teoti tersebut lebih cocok digelayutkan pada tata surya. Dan
tata surya hanyalah sebagian dari galaksi, dan galaksi adalah satu kumpulan
bintang dari banyak kumpulan bintang di alam semesta.
Galaksi
Langit
dihiasi bintang-bintang yang jumlahnya tak terhitung, yang bisa diamati dengan
mata telanjang maupun teropong bintang. Bintang-bintang berkumpul dalam suatu
gugusan, meskipun antar-bintang berjauhan di angkasa.
Dari penjelasan Ismail al-Juwasy tersebut dapat kita katakan bahwa galaksi tak
ubahnya bak sekumpulan anak ayam yang tak mungkin untuk dipisahkan dari
induknya. Di mana ada anak ayam di situ pasti ada induknya. Sama halnya
bintang-bintang di angkasa sana mereka tak mungkin gemerlap sendirian tanpa
disandingi dengan bintang lainnya.
Galaksi
yang sering kita dengar adalah Bimasakti atau milky way. Kalau kita
cermati agak aneh nama milky way tersebut karena dari benda angkasa luar
diumpamakan dengan susu. Namun dari keanehan tersebut terdapat keunikan, yakni
bintang bertebaran di langit pada malam hari seperti susu yang tercecer di
langit. Galaksi kita berbentuk spiral, dapat kita samakan dengan lingkaran obat
nyamuk jika dilihat dari atas dan seperti gasing bila dilihat dari
samping. Galaksi kita tidak sebundar lingkaran namun berbentuk elips. Hal ini
dibuktikan dengan ukannya yang memiliki panjang sekitar 100 tahun cahaya dan
lebar 10 tahun cahaya dan tata surya kita berada 30 tahun cahaya dari pusat
galaksi. Selain galaksi Bimasakti kita juga dapat
melihat beberapa galaksi dengan mata telanjang ataupun dengan alat. Yang
diungkap oleh para ilmuan yakni galaksi Andromeda, Awan Megallianic Besar dan
Awan Megallanic Kecil. Galaksi Andromeda lebih besar daripada Milky way.
Tata Surya
Tata
surya terdiri dari matahari, Sembilan planet dan berbagai benda langit seperti
satelit, komet, dan asteroid. Tata surya tak lebih hanyalah gugusan kecil dari
benda-benda langit dan satu bintang. Tata surya adalah bagian kecil dari
galaksi.
Kita
kenal dengan sembilan planet mungkin ketika sekolah dasar, dari sebilan planet
tersebut terbagi dua bagian yaitu planet dalam dan planet luar. Planet dalam
adalah planet yang dekat dengan matahari yang terdiri dari Merkurius, Venus,
Bumi, dan Mars. Sedangkan Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto –yang
sekarang tereliminasi– termasuk planet luar.
B.
TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
Manusia
berusaha memahami alam semesta ini dari zaman dahulu bahkan sampai sekarang.
Pada jaman kejayaan Yunani, orang percaya bahwa Bumi merupakan pusat dari alam
semesta ini ( Geosentrisme ). Namun,
berkat pengamatan dan pemikiran yang lebih tajam, pandangan itu berubah sejak
Zaman abad pertengahan yang dipelopori oleh Copernicus menjadi Heliosentrik,
yaitu matahari menjadi pusat beredarnya bumi dan planet-planet lain.
Pengertian alam semesta itu sendiri
mencakup tentang Mikrokosmos dan Makrokosmos. Mikrokosmos ialah benda-benda
yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amoeba,
dan sebagainya.Sedangkan makrokosmos ialah benda-benda yang mempunyai ukuran yang
sangat besar, misalnya bintang, planet ataupun galaksi. Dengan diperolehnya
berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai di
bumi, timbulah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya Alam
Semesta. Teori-teori tersebut ialah sebagai berikut:
1. Teori
Keadaan Tetap ( Steady –State Theory )
Teori ini dikemukakan oleh Fred
Hoyle, Herman Bondi,Tthomas Gold ( 1948 ). Teori ini berdasarkan prinsip
osmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta, dimana pun dan bilamanapun
selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebutlah alam semesta terjadi pada suatu
saat tertentu dimasa yang telah lalu sampai sekarang. Segala sesuatu di alam
semesta ini selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi
satu sama lain. Teori ini ditunjang oleh kenyataan, bahwa galaksi baru
mempunyai jumlah yang sebanding dengan galaksi lama.Dengan kata lain bahwa
tiap-tiap galaksi yang terbentuk, tumbuh, menjadi tua, dan akhirnya mati, jadi,
teori ini beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga besarnya dan tak
terhingga tuanya ( Tanpa awal dan tanpa akhir ).
2. Teori
Ledakan Besar (Big Bang Theory)
Teori ledakan ini bertolak dari asumsi adanya suatu massa
yang sangat besar dan mempunyai berat jenis yang juga sangat besar. Kemudian
massa tersebut meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti (George Lemaitre,
1930). Massa itu kemudian berserak mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi
pusat ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, massa yang berserak itu membentuk
kelompok-kelompok galaksi yang ada sekarang. Mereka harus bergerak menjauhi
titik pusatnya. Teori ini didukung oleh kenyataan dari pengamatan bahwa
galaksi-galaksi itu memang bergerak menjauhi titik pusat yang sama. Selain itu,
teori ini didukung oleh pakar astronomi Arno Penzias dan Robert Wilson yang menemukan
radiasi gelombang mikro.
C.
TEORI TERBENTUKNYA GALAKSI DAN TATA
SURYA
1. Galaksi
Ada satu Hipotesis (dugaan sementara
yang harus teruji kebenarannya sehingga ia menjadi teori), yaitu hipotesis
Fowler (1957), menurutnya 12 ribu tahun yang lalu, galaksi kita tidak seperti
keadaan seperti sekarang ini, ia masih berupa kabut gas hidrogen yang sangat
besar yang berada di ruang angkasayang bergerak perlahan melakukan rotasi
sehingga keseluruhannya berbentuk bulat, karena gaya beratnya maka ia
mengadakan kontraksi dan kondensasi sambil terus berputar pada sumbunya. Saat
kontraksi massa bagian luar banyak yang tertinggal. Bagian yang berkisar
(berputar) lambat dan mempunyai berat jenis yang besar akan membentuk
bintang-bintang. Dengan cara yang sama bagian luar yang tertinggal juga
mengadakan kondensasi sehingga terbentuklah planet. Demikian juga planet
membentuk satelit bulan. Galaksi, tempat matahari kita berinduk diberi nama
MILKY WAY atau BIMA SAKTI.
Macam-macam Galaksi:
Dari hasil pengamatan selanjutnya,
ternyata di alam semesta terdapat
beribu-ribu galaksi dengan berbagai bentuk dan ukuran yakni :
ü Galaksi elips
ü Galaksi Spiral
ü Galaksi tidak beraturan
ü Galaksi Elips merupakan galaksi yang
sudah tua, terbentuk dari bintang-bintang yang sudah tua, lebih redup
dibandingkan tipe spiral dengan banyak bintang merah besar, pambentukan bintang
baru sudah berhenti.
ü Galaksi Spiral berbentuk spiral amat
besar dengan inti di tengah (nukleus)dan lengan spiral dan cakram (disk). Pada
lengan ini terkonsentrasi debu dan gas (nebulae) dimana terdapat pembentukan
bintang aktif, bila dilihat dari samping, galaksi ini tampak seperti elips
berlengan dan dikelilingi atmosfer bercahaya, serta terdapat
lingkaran-lingkaran kumpulan beribu-ribu bintang yang disebut Globular Cluster.
Jumlah galaksi ini kurang lebih 80% dari galaksi yang ada. Salah satu contoh
galaksi spiral adalah galaksi Canes Venatici.
ü Galaksi Tak Beraturan terdiri dari
bermiliar-miliar bintang muda berwarna putih kebiruan dan bintang raksasa biru
yang sangat panas. Diantara bintang-bintang tersebut bertebaran gas dan debu
luar angkasa. Banyaknya galaksi berbentuk tak beraturan ialah 3%.
2. Bima
Sakti
Induk dari matahari kita ialah
galaksi Bima Sakti atau Milky Way, karena berdasarkan pengamatan, Galaksi Bima
Sakti bila dilihat dari atas berwujud seperti spiral raksasa yang berputar.
Dari samping terlihat seperti elips yang sangat besar. Bintang-bintang
bertebaran dalam lengan spiral, diantaranya matahari kita. Jaraknya 30.000
tahun cahaya dari pusat galaksi atau 20.000 tahun cahaya dari ujung atau
pinggir galaksi. Galaksi Bima Sakti bergaris tengah 100.000 tahun cahaya. Makin
ke tengah, tebaran bintang makin merapat dan diperkirakan pusat galaksi
merupakan bola bintang raksasa sehingga galaksi ini berbentuk bulat pipih
seperti kue cucur.
3. Tata
Surya
Terdiri dari benda-benda seperti
meteor-meteor, planet, satelit, komet-komet, debu dan gas antar planet yang
beredar mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Banyak teori yang dikemukakan
tentang terbentuknya tata surya namun dari beberapa teori tersebut belum ada
satu pun yang diterima oleh semua pihak, teori-teori tersebut diantaranya :
Hipotesis
Nebular
Dikemukakan oleh Kant dan Laplace
(1796) yang meyakini terbentuknya tata surya merupakan kondensasi awan panas
atau kabut gas yang sangat panas, yang sebagian terpisah dan merupakan
cicin yang mengelilingi pusat. Pusatnya
itu menjadi sebuah bintang atau matahari. Bagian yang mengelilingi pusat
tersebut berkondensasi membentuk suatu formula yang serupa dengan terbentuknya
matahari tadi, setelah mendingin, benda-benda ini akan menjadi planet-planet
seperti bumi dengan benda-benda yang mengelilinginya.
Hipotesis
planettesimal
Dikemukakan oleh Chamberlain dan
Moulton. Hipotesis ini bertitik tolak dari pemikiran yang sama dengan teori
Nebular yang menyatakan bahwa system tata surya terbentuk dari kabut gas yang
sangat besar, berkondensasi, perbedaannya ialah terletak pada asumsi bahwa
terbentuknya planet-planet itu tidak harus dari satu badan, tetapi diasumsikan
adanya bintang besar lain yang kebetulan sedang lewat di dekat bintang yang
merupakan bagian dari tata surya kita. Kabut gas dari bintang lain itu sebagian
terpengaruh oleh daya tarik matahari kita dan setelah mendingin terbentuklah
benda-benda yang disebut Planettesemal. Planettesemal merupakan benda-benda
kecil yang padat. Teori ini merupakan jawaban dari pertanyaan mengapa ada
satelit-satelit pada Jupiter maupun saturnus yang orbitnya berlawanan rotasi
planet itu.
Teori
Tidal atau teori pasang surut
Dikemukakan oleh James dan Harold
Jeffreys (1919). Menurutnya planet merupakan pecikan dari matahari yang disebut
Tidal. Tidal yang besar akan menjadi planet baru disebabkan karena bergerak
mendekatnya dua matahari, hal ini jarang sekali terjadi. Seperti dalam teori
diatas bahwa dua bintang yang saling mendekat akan membentuk planet yang baru.
Teori
Bintang Kembar
Berpendapat bahwa dulu matahari
adalah sepasang bintang kembar. Oleh suatu sebab salah satu bintang meledak
akibat gaya tarik gravitasi, bintang yang satunya sekarang menjadi matahari,
pecahannya tetap beredar mengelilinginya.
Teori
Creatio Continua
Dikemukakan Fred Hoyle, Bondi dan
Gold. Berpendapat bahwa saat diciptakan alam semesta ini tidak ada, alam
semesta ada dan selamanya tetap ada setelah diciptakan. Setiap saat ada
partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap, yang kemudian mengembun menjadi
kabut, bintang dan jasad alam semesta, karena partikel yang lebih besar
daripada partikel yang lenyap, maka jumlah materi makin bertambah dan
mengakibatkan pemuaian alam semesta. Penegmbangan tersebut mencapai titik batas
10 milyar tahun, dalam kurun waktu tersebut akan menghasilkan kabut-kabut baru.
Teori ini berpendapat bahwa 90 % materi alam semesta ialah hedrogen yang
akhirnya membentuk helium dan zat-zat lainnya.
Teori
G.P. Kuiper (1950)
Teori ini didasari keadaan yang
ditemui di luar tata surya yang mengandaikan matahari serta semua planet
berasal dari gas purba di ruang angkasa, proses terlahirnya bintang dikarenakan
banyaknya kabut gas, yang lambat laun memampatkan diri menjadi massa yang
semakin lama semakin padat dikarenakan gaya gravitasi molekul tersebut. Satu
atau dua materi memadat di tengah dan gumpalan kecil melesat di sekeitarnya.
Gumpalan tengah menjadi matahari dan gumpalan kecil menjadi bakal planet.
Matahari yang sudah menjadi padat menyala dengan adanya api nuklir dan kemudian
mendorong gas yang masih membungkus planet menjadi sirna sehingga tampak
telanjang.
D.
SUSUNAN TATA SURYA
Tata Surya berarti adanya
suatu organisasi yang teratur dengan matahari sebagai induk. Pada zaman yunani
kuno, orang-orang yunani mengenal lima planet yang dilakukan dengan pengamatan
secara kasar, planet tersebut ialah Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan
Saturnus dengan bumi sebagai pusatnya, namun pada abad ke-16 Nicolas Copernicus
( ilmuwan Polandia ) berhasil mengubah pandangan salah yang dianut selama
berabad-abd tersebut, menurutnya bumi ialah planet sama halnya seperti planet
lain, bumi beredar mengelilingi matahari sebagai pusatnya ( heliosentris ),
pandangan tersebut didasari perhitungan yang sistematis yakni berkat bantuan
teropong sebagai alat pengamat dan dengan berkembangnya matematika dan fisika
sebagai sarana penunjang sehingga dapat mengamati planet-planet lainnya
termasuk planet Pluto sebagai planet terjauh.
Planet-planet dapat
dikelompokan menjadi dua, yakni planet dalam dan planet luar. Planet dalam
yakni planet yang dekat dengan matahari, yakni : merkurius, venus, bumi dan
mars. Planet Luar yakni terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus, neptunus.
Planet dalam umumnya lebih kecil dari planet luar, namun mempunyai massa jenis
yang lebih besar.
Peredaran planet mengelilingi
matahri disebut gerak revolusi. Disamping itu planet-planet beredar
mengelilingi sumbunya disebut gerak rotasi yang menyebabkan timbulnya peredaran
siang dan malam. Gerak revolusi dan gerak rotasi searah jarum jam yakni dari
timur ke barat. Waktu untuk satu putaran revolusi disebut kala revolusi yakni
365 ¼ hari dan waktu satu putaran rotasi disebut kala rotasi yakni 24 jam.
E. BAGIAN-BAGIAN TATA SURYA
Tata surya terdiri dari matahari sebagai pusat dan
benda-benda lain seperti planet , satelit, meteor, komet, debu dan gas
antarplanet beredar mengelilinginya. Keseluruhan sistem ini bergerak
mengelilingi pusat galaksi. Planet merupakan suatu benda yang dingin, sinarnya
yang tampak kemilau dari bumi itu, tidak lain ialah cahaya matahari yang
dipantulkan. Jadi, tidak ubahnya seperti bulan purnama. Sebelum kita mengenal
masing-maisng planet tersebut secara lebih mendalam, sebaiknya kita bicarakan
lebih dahulu tentang matahari sebagai pusat tata surya.
1.
Matahari
Matahari ialah suatu bola gas pijar yang terdiri dari 49%
atom hidrogen (H) dan 5,6% atom helium (He), serta sisanya campuran unsur-unsur
karbon (C ) dan atom lainnya. Bentuk matahari ternyata tidak bulat benar. Ia
mempunyai semacam ekuatoe dan kutub, karena gerak rotasinya. Garis tengah
ekuatorialnya 864.000 mil, sedangkan garis tengah antarkutubnya 43 mil lebih
pendek.
Matahari
juga merupakan tata surya yang paling besar karena 98% massa tata surya
terkumpul pada matahari. Di samping sebagai pusat peredaran, matahari juga
merupakan sumber-sumber tenaga di lingkungan tata surya. Matahari terdiri dari
inti dan tiga lapisan kulit, masing-maisng fotosfer,
kromosfer dan korona.
Menurut perhitungan para pakar, temperatur di permukaan
matahari sekitar 6.0000 C. jenis batuan atau logam apa pun yang kita
kenal di bumi akan lebur pada tempera tur setinggi itu. Temperatur tertinggi
terletak di bagian tengahnya, yang diperkirakan tidak kurang dari 25 juta 0C.
Lapisan
bola matahari bagian dalam disebut fotosfer
(bahasa Yunani, photos: cahaya, sphera:
bola), yang artinya bola bercahaya memancar, radiasi
fotosfer sangat kuat pad agelombang tampak mata. Sedangkan atmosfer bumi dapat
meloloskan panjang gelombang tampak mata. Mata manusia sangat sensitif terhadap
panjang gelombang tampak mata ini. Fotosfer tebalnya kira-kira 220 mil.
Kromosfer
(bahasa Yunani, chromos; warna, sphera:
bola). merupakan lapisan luar dari fotosfer. Warnanya kemerahan berasal
dari hidrogen yang berpijar. Lapisan ini mempunyai lidah-lidah api yang
menjilat ke laur. Tebal kromosger kira-kira 9.000 mil. Lapisan lebih luar dari
kromosfer ialah korona. Korona berupa sinar kemilauan yang tebalnya
kadang-kadang meleihi garis tengah matahari itu sendiri. Korona tampak jelas
(berwarna putih perak) mengelilingi matahari pada waktu terjadi gerhana
matahari, karena fotosfer dan kromosfer terhalang oleh bulan.
Matahari sangat penting bagi
kehidupan di muka bumi karena :
ü
Merupakan
sumber energi (sinar panas). Energi yang terkandung dalam batbara dan minyak
bumi sebenarnya juga berasal dati matahari;
ü
Mengontrol
stabilitas peredaran bumi yang juga berarti mengontrol terjadinya siang dan
malam, bulan, tahun serta mengontrol peredarana planet lainnya.
Radiasi Energi Matahari dan Efeknya
terhadap Bumi
Radiasi Matahari adalah pancaran energi yang berasal
dari proses thermonuklir yang terjadi di Matahari. Energi radiasi Matahari
berbentuk sinar dan gelombang elektromagnetik. Spektrum radiasi Matahari
sendiri terdiri dari dua yaitu, sinar bergelombang pendek dan sinar
bergelombang panjang. Sinar yang termasuk gelombang pendek adalah sinar x,
sinar gamma, sinar ultra violet, sedangkan sinar gelombang panjang adalah sinar
infra merah.
Jumlah total radiasi yang diterima
di permukaan bumi tergantung 4 (empat) faktor.
a.
Jarak
Matahari. Setiap perubahan jarak bumi dan Matahari menimbulkan variasi terhadap
penerimaan energi Matahari.
b.
Intensitas
radiasi Matahari yaitu besar kecilnya sudut datang sinar Matahari pada
permukaan bumi. Jumlah yang diterima berbanding lurus dengan sudut besarnya
sudut datang. Sinar dengan sudut datang yang miring kurang memberikan energi
pada permukaan bumi disebabkan karena energinya tersebar pada permukaan yang
luas dan juga karena sinar tersebut harus menempuh lapisan atmosphir yang lebih
jauh ketimbang jika sinar dengan sudut datang yang tegak lurus.
c.
Panjang
hari (sun duration), yaitu jarak dan lamanya antara Matahari terbit dan
Matahari terbenam.
d.
Pengaruh
atmosfer. Sinar yang melalui atmosfer sebagian akan diadsorbsi oleh gas-gas,
debu dan uap air, dipantulkan kembali, dipancarkan dan sisanya diteruskan ke
permukaan bumi.
Manfaat yang dapat kita rasakan dari radiasi sinar matahari,
seperti fotosintesis, pembangkit listrik, panel surya (alat pemanas air),
mengurai protein dalam tubuh kita menjadi vitamin D, dan masih banyak lagi
manfaat yang dapat kita rasakan.
Gerhana Matahari
Gerhana Matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara Bumi dan Matahari
sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya Matahari. Walaupun Bulan lebih
kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya Matahari sepenuhnya karena Bulan
yang berjarak rata-rata jarak 384.400 kilometer dari Bumi lebih dekat
dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak rata-rata 149.680.000 kilometer.
Gerhana Matahari dapat dibagi menjadi tiga
jenis yaitu: gerhana Matahari total, gerhana Matahari sebagian,
dan gerhana
Matahari cincin.
Sebuah gerhana Matahari dikatakan sebagai gerhana total
apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup sepenuhnya oleh piringan
Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih besar dari piringan
Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan sendiri berubah-ubah
tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan Bumi-Matahari.
Gerhana
sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian
dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari piringan
Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.
Gerhana
cincin terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup
sebagian dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan
Bulan lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada
di depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh
piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan
Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang
bercahaya.
Gerhana
Matahari tidak dapat berlangsung melebihi 7 menit 40 detik. Ketika gerhana
Matahari, orang dilarang melihat ke arah Matahari dengan mata telanjang karena
hal ini dapat merusakkan mata secara permanen dan mengakibatkan kebutaan.
2. Planet
Merkurius
Planet merkurius merupakan planet
terkecil dan terdekat dengan matahari. Merkurius tidak mempunyai satelit atau
bulan dan juga hawa atau udara. Planet ini mengandung albedo, yaitu perbandingan antara cahaya yang dipantulkan dengan
yang diterima dari matahari sebesar 0,07. Ini berarti 0,93 atau 93% cahaya yang
berasal dari matahari diserapknya.
Garis tengahnya 4.500 km lebih besar
daripada garis tengah bulan yang hanya 3.160 km. karena letaknya yang begitu
dekat dengan matahari maka bagian yang menghadap matahari sangat panas,
sebaliknya yang tidak menghadap matahari dingin sekali. Hal ini disebabkan
karena Merkurius tidak memiliki atmosfer dan bulan (satelit). Diperkirakan
tidak ada kehidupan sama sekali di Merkurius.
Merkurius mengadakan rotasi dalam
waktu 58,6 hari. Ini berarti panjang siang harinya lebih dari 28 hari, demikian
juga pada malam harinya. Merkurius mengelilingi matahari dalam waktu 88 hari.
3. Planet
Venus
Planet ini dinamakan Venus karena
bila dilihat dari bumi merupakan planet yang paling banyak memantulkan cahaya matahari akibat
sifat dari permukaanya. Orang Yunani menganggap keadaan planet itu sangat
cantik seperti dewi kecantikan mereka (Venus).
Planet ini lebih kecil dari bumi,
mempunyai albedo 0,8 atau 20% cahaya matahari yang datang akan diserapnya.
Planet ini diliputi awan tebal (atmosfer) yang mungkin terjadi dari karbon
dioksida, tetapi tidak mengandung uap air dan oksigen. Planet ini juga tidak
mempunyai satelit.
Venus menempati urutan kedua
terdekat dengan matahari. Planet ini terkenal sebagai bintang kejora yang
bersinar terang pada waktu sore atau pagi hari. Besarnya hampir sama dengan
bumi, bergaris tengah 12.320 km, sedangkan bumi bergaris tengah 12.640 km.
rorasi Venus kurang lebih 247 hari dan berevolusi (mengelilingi matahari)
selama 225 hari, artinya 1 tahun venus adalah 225 hari.
Dengan analisis spektrum atas cahaya
yang datang dari Venus, dapat diketahui bahwa di sana terdapat oksigen. Atas
dasar analogi bahwa keberadaan gas
oksigen yang tetap jumlahnya di udara disebabkan oleh tumbuhan yang
mengadakan fotosintesis maka dapat diperkirakan bahwa di Venus pun ada
kehidupan. Rotasi Venus berlawanan dengan rotasi bumi, bumi berotasi dengan
arah barat-timur, sedangkan venus rotasinya timur-barat.
4. Planet Bumi dan Bulan
Bumi merupakan salah satu planet
dari tata surya kita, dan tak ada satu pun diantara planet-planet tata surya
itu yang mempunyai kondisi yang memungkinkan adanya kehidupan seperti di bumi.
Bumi menempati urutan ketiga
terdekat dengan matahari. Besarnya hampir sama dengan venus dan bergaris tengah
7.900 mil atau 12.646 km.jarak antara bumi dengan matahari ialah 149 juta km.
jarak ini dijadikan satuan jarak astronomical
Unit (AU). Jadi, 1 AU = 149 juta km.
Bumi
mengadakan rotasi 24 jam, berarti satu hari bumi lamanya ialah 24 jam,
sedangkan satu hari venus ialah 247 kali dari bumi, yakni 247 x 24 jam. Bumi mengadakan revolusi selama 365
hari.
Satu kali putaran mengelilingi matahari disebut juga satu tahun . sekarang mari
kita bandingkan dengan 1 tahun merkurius = 88 hari bumi, sedangkan 1 tahun mars
= 1,9 tahun bumi. Berat jenis rata-rata bumi ialah 5,52.
Revolusi adalah perputaran
bumi mengelilingi matahari disebut. Seperti yang dijelaskan diatas bahwa waktu yang diperlukan oleh bumi untuk mengelilingi matahari satu putaran
adalah 365
hari atau satu tahun. Kecepatannya lebih dari
106.000 kolimeter per jam. Bumi mengelilingi matahari dalam orbit yang
berbentuk elips.
Pada saat bumi
berevolusi, sumbu bumi miring ke arah yang sama. Besar kemiringannya adalah 23
° jika di hitung dari garis khatulistiwa (ekuator).
Revolusi bumi dengan kemiringannya itu menyebabkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pergantian musim di belahan bumi utara dan selatan. Di
daerah ini terdapat 4 musim, yaitu musim panas, musim dingin, musim semi dan
musim gugur.
2. Perbedaan lamanya siang dan malam. Pada tanggal 21 Maret
– 21 Juni, di belahan bumi utara siang hari lebih panjang dari pada malam hari.
Sebaliknya, di belahan bumi selatan siang hari lebih pendek daripada malam
hari.
3. Gerak semu tahunan matahari adalah matahari seolah-olah melakukan
pergeseran dari utara ke selatan dari khatulistiwa.
4. Tahun Masehi.
Kita telah mengetahui
bahwa bumi beredar mengelilingi matahari selama 365
hari (satu tahun) untuk sekali putaran. Hal
ini berarti bahwa bumi memulai putarannya yang baru setiap 365
hari. Berdasarkan putaran bumi ini, setiap 365
hari terjadi pergantian tahun. Pergantian
tahun yang dihitung berdasarkan revolusi bumi ini disebut tahun Masehi atau
tahun Syamsiah. Orang yang pertama kali menetapkan kalender Masehi adalah
kaisar Romawi bernama Julius Caesar. Dia dibantu oleh seorang astronom bernama
Sosiyenes. Dalam kalender masehi, 1 tahun dibagi menjadi 12 bulan yang terdiri
dari 30 dan 31 hari, kecuali bulan februari yang hanya 28 hari. Kalau
dijumlahkan harinya akan berjumlah 365 hari. Berarti setiap tahun ada tersisa
hari. Sisa
hari akan menjadi 1 hari setelah kurun waktu 4
tahun. Oleh karena itu, kaisar menambah kelebihan 1 hari tersebut di bulan februari
setiap empat tahun sekali.
Pada tahun-tahun
tersebut, jumlah hari pada bulan Februari menjadi 29 hari dan setahun menjadi
366 hari. Tahun yang jumlah harinya 366 disebut Tahun kabisat. Untuk mengetahui
sebuah tahun merupakan kabisat, kalian dapat membaginya dengan bilangan 4.
Apabila tahun tersebut habis dibagi empat, maka tahun tersebut merupakan tahun
kabisat. Contoh tahun kabisat adalah 1996, 2000, 2004.
Namun kalender yang
ditetapkan oleh Julius Caesar ini sebetulnya tidak terlalu tepat. Sebab
sesungguhnya lama revolusi bumi adalah 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik. Jadi,
kalau dihitung berdasarkan kalender Julius Caesar terdapat selisih waktu 11
menit 14 detik dalam setahun. Jumlah selisih ini jika dikumpulkan 128 tahun
akan menjadi 1 hari. Selisih ini tentu saja besar. Oleh karena itu, Paus
Gregorius XIII menetapkan penambahan 1 hari di bulan Februari setiap 128 tahun
sekali. Jadi tahun kabisat bukan hanya tahun yang habis dibagi empat, tetapi
juga tahun abad yang habis dibagi 400. Misalnya, tahun 1600 dan 2000.
a.
Bumi Sebagai Planet
Dahulu,
manusia menganggap bahwa bumi memiliki kedudukan yang sangat istimewa, karena
menganggap bahwa matahari yang mengitari bumi. Pandangan tersebut berubah saat
Copernicus mengemukakan teori heliosentris.
Meskipun sejak abad ke-18 manusia sudah menyadari bahwa bumi ialah sebuah
planet yang bergerak mengitari matahari, tetapi baru pada pertengahan abad ke-20
kesadaran itu muncul dengan kuat, karena pada masa ini, penerbangan pesawat ke
ruang angkasa makin maju.
b.
Terbentuknya Bumi
Sejak 500 tahun yang manusia sudah mengetahui bahwa bumi itu
bulat, apalagi di zaman sekarang, mudah
saja untuk mengetahui bahwa bumi itu bulat karena adanya penerbangan pesawat ke
ruang angkasa, dengan begitu dapat dibuat foto bahwa memang bumi itu bulat,
namun dengan pengamatan yang lebih teliti diketahui bahwa bumi agak sedikit
pipih pada kutubnya. Garis tengah antar kutub 7.900 mil, secara ekuatorial
7.923 mil (1 mil=1,6 km) dengan berat jenis 5,5 dan beratnya 6,6 x 1021 ton.
Kelahiran bumi
Asal-usul
bumi sama halnya dengan planet lain, mengenai perhitungan penentuan umur
lapisan bumi terdapat beberapa teori, antara lain :
ü Teori Sedimen
Pengukuran
usia bumi didasarkan atas perhitungan tebalnya lapisan sedimen yang membentuk
batuan. Dengan mengetahui ketebalan lapisan sedimen rata-rata yang terbentuk
tiap tahunnya dan membandingkannya dengan tebal batuan sedimen yang terdapat di
bumi sekarang ini maka dapat dihitung umur lapisan tertua kerak bumi,
berdasarkan perhitungan semacam ini diperkirakan bumi terbentuk 500 juta tahun
yang lalu.
ü Teori
Kadar Garam
Pengukuran berdasarkan perhitungan
kadar garam di laut. Dengan mengetahui kadar garam tiap tahun, dan jika
dibandingkan dengan dengan kadar garam saat ini, bumi telah terbentuk 1.000
juta tahun yang lalu.
ü Teori
Termal
Mengukur usia bumi berdasarkan
perhitungan suhu bumi, dengan mengetahui suhu bumi saat ini maka ahli fisika
bangsa Inggris ( Elfin ) memperkirakan perubahan bumi dari batuan yang sangat
panas menjadi batuan yang dingin seperti ini memerlukan waktu 20.000 juta
tahun.
ü Teori
Radioaktivitas
Pengukuran
usia bumi yang dianggap paling akurat ialah perhitungan berdasarkan waktu
peluruhan unsur-unsur radioaktif. Dalam
perhitungan ini diprlukan pengetahuan tentang waktu paruh unsur-unsur
radioaktif.
Waktu
paruh adalah waktu yang dibutuhkan elemen radioaktif untuk meluruh atau
mengurai sehingga massanya tinggal separuh. Elemen radio aktif yang digunakan
ialah elemen yang memancarkan cahaya (invisible
light) yakni alpha, beta, dan gamma. Elemen ini berangsur-angsur meluruh
sehingga sifat radioaktifnya menjadi elemen radioaktif yang massanya menjadi
separuh (Drost, 1922).
Harry
Hess, memberikan dasar-dasar baru tentang kondisi benua yang bergerak-gerak.
Benua bukan hanyut ke sana ke mari seperti es terapung, tetapi tertanam kuat
pada basalt dasar samudra. Dasar samudera yang baru didesak terus-menerus ke
atas dari astenosfer yang panas pada
pematang samudera. Pematang samudera merupakan bibir yang terbentuk pada dua
sisi celah dalam bumi yakni tempat bahan panas selubung bumi yang tertekan ke
atas.
Walaupun
batuan beku bagi manusia dirasakan sangat keras dan seakan bumi merupakan satu
kesatuan, namun sebenarnya terdiri dari lempengan tipis dan kaku seperti
cangkang telur yang retak.
Di bumi
ada enam lempengan utama sebagai berikut.
ü Lempengan Amerika, terdiri dari
Amerika Utara dan Selatan serta ½ dasar bagian barat Samudra Atlantik.
ü Lempengan Afrika, yang terdiri da Afrika dan
sebagian samudera sekitarnya.
ü Lempengan Eurasia, terdiri dari
Asia, Eropa, dan dasar laut sekitarnya.
ü Lempengan India, yang meliputi anak benua dan
dasar samudera sekitarnya.
ü Lempengan Australia, terdiri dari
Australia dan samudera sekitarnya.
ü Lempengan Pasifik, yang mendasari
samudera Pasifik.
Lempengan-lempengan
tersebut setiap saat mengalami gerakan horisontal yang menimbulkan antara lain,
pemisahan benua seperti yang dikemukakan oleh Wegener. Sebagian akibatnya,
benua Amerika makin jauh dari benua Afrika, sedangkan benua Australia, karena
desakan oleh pematang tengah samudera sebelah selatannya
mengakibatkan benua itu makin mendekan Indonesia.
c.
Bulan Sebagai Satelit Bumi
Bulan merupakan satu-satuan satelit
bumi dan tidak memiliki atmosfer. Jarak bulan dengan bumi adalah 240 ribu mil=
384 ribu km dan bargaris tengah 2.160 mil atau 3,456 km. jarak terjauh bulan
dari pusat bumi 406.700 km dan jarak terdekatnya 356.400 km.
Pada
permukaan bulan, terdapat gunung-gunung dan dataran rendah seperti bumi. Namun
lubang-lubang kepundannya tampak besar-besar sampai ada yang bergaris tengah 8
km.
Oleh
karena bulan tidak beratmosfer maka raut permukaan bulan tetap abadi sebab
tidak ada erosi. Tidak adanya atmosfer dapat dibuktikan dengan tidak
dibiaskannya sama sekali sinar bintang yang datangnya dari belakang bulan ke
bumi. Sinarnya merupakan pantulan sinar matahari sehinga dengan pantulan itu permukaan bulan dapat
berubah-ubah. Perubahan penampakan bulan disebut fase. Fase bulan terjadi
karena bulan mengitari bumi (revolusi).
Ada
delapan fase bulan, yakni :
ü Fase
bulan baru, terjadi
pada kedudukan dengan urutan matahari bulan-bumi (konjungsi)
ü Fase
bulan sabit,
terjadi pada kedudukan setelah konjungsi dan akan memasuki kedudukan kuartir
ü Fase
bulan setengah penuh,
terjadi pada kedudukan bulan-bumi tegak lurus pada matahari –bumi (kuartir)
ü Fase
bulan bungkuk,
terjadi pada kedudukan setelah kuartir dan akan memasuki kedudukan oposisi
ü Fase
bulan purnama,
terjadi pada kedudukan dengan urutan matahari bumi-bulan (oposisi)
ü Fase
bulan bungkuk,
terjadi pada kedudukan oposisi dan akan memasuki kedudukan kuartir
ü Fase
bulan setengah penuh,
terjadi pada kedudukan bulan bumi tegak lurus pada matahari-bumi
ü Fase
bulan sabit,
terjadi pada keadaan setelah kuartir dan akan memasuki kedudukan konjungsi.
Gambar fase-fase bulan
Dalam kalender yang mendasarkan pada
peredaran bulan sebagai acuannya, tanggal diambil pada saat bulan baru atau
disebut bulan mati. Pada saat tersebut
bulan berada diantara bumi dan matahari sehingga tidak ada cahaya matahari yang
bisa dipantulkan bulan ke bumi. Kemudian, karena bulan bergerak mengelilingi
bumi, makin lama semakin banyak permukaan
bulan yang tampak disinari matahari., bulan mulai kelihatan sebagai
bulan sabit. Dan ini langsung sampai sekitar tanggal 7, yakni saat bulan dalam
keadaan setengah penuh. Antara tanggal 7 dan tanggal 15, permukaan bulan yang
disinari matahari semakin banyak. Keadaan ini disebut bulan bungkuk. Saat bulan purnama, yaitu
sekitar tanggal 14, bumi berada diantara bulan dan matahari. Pada kedudukan ini
bulan bersinar penuh, karena bulan berada persis di belakang bumi, apabila
dilihat dari matahari. Setelah bulan purnama berlangsung, bulan memasuki fase
bungkuk lagi, kemudian menjadi setengah penuh pad atangga 21, dan menjadi bulan
sabit lagi sampai bulan baru berikutnya. Perhitungan tahun menurut bulan
mengelilingi bumi disebut perhitungan qamariah (bahasa Arab, qamar = bulan).
Penanggalan Hijriah dasarnya adalah peredaran bulan mengelilingi bumi.
Perhitungan kapan mulai bulan baru dan kapan pula akhirnya bulan ramadhan bagi
umat islam menjadi sangat penting. Meningat pada bulan ramadhan umat Islam
berpuasa, kemudian setelah bulan Ramadhan berakhir, umat islam dilarang
berpuasa. Oleh sebab itu, pemeluk agama Islam harus mengetahui secara tepat
kapan mulai dan kapan berakhirnya bulan Ramadhan tersebut. Perhitungan tahun menurut peredaran bumi mengitari
matahari disebut perhitungan Syamsiah (bahan arab, Syam = matahari). Contohnya
penanggalan Masehi.
Gerhana
bulan
Gerhana bulan terjadi saat
sebagian atau keseluruhan penampang bulan tertutup oleh bayangan bumi. Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada
satu garis lurus yang sama, sehingga sinar Matahari tidak dapat mencapai bulan
karena terhalangi oleh bumi.
Dengan penjelasan
lain, gerhana bulan muncul bila bulan sedang beroposisi dengan matahari. Tetapi karena
kemiringan bidang orbit bulan terhadap
bidang ekliptika sebesar 5°[1], maka tidak
setiap oposisi bulan dengan
Matahari akan mengakibatkan terjadinya gerhana bulan. Perpotongan bidang orbit
bulan dengan bidang ekliptika akan memunculkan 2 buah titik potong yang disebut
node, yaitu titik di mana bulan memotong bidang ekliptika. Gerhana bulan
ini akan terjadi saat bulan beroposisi pada node tersebut. Bulan
membutuhkan waktu 29,53 hari untuk bergerak dari satu titik oposisi ke titik
oposisi lainnya. Maka seharusnya, jika terjadi gerhana bulan, akan diikuti
dengan gerhana Matahari karena kedua node tersebut terletak pada garis
yang menghubungkan antara Matahari dengan bumi.
Sebenarnya,
pada peristiwa gerhana bulan, seringkali bulan masih dapat terlihat. Ini
dikarenakan masih adanya sinar Matahari yang dibelokkan ke arah bulan oleh atmosfer bumi. Dan
kebanyakan sinar yang dibelokkan ini memiliki spektrum cahaya merah.
Itulah sebabnya pada saat gerhana bulan, bulan akan tampak berwarna gelap, bisa
berwarna merah tembaga, jingga, ataupun coklat. Gerhana bulan dapat diamati
dengan mata telanjang dan
tidak berbahaya sama sekali. Ketika gerhana bulan sedang berlangsung, umat Islam yang melihat atau mengetahui gerhana
tersebut disunnahkan untuk melakukan salat gerhana bulan.
5.
Planet Mars
Planet ini diberi nama sesuai dengan nama Dewa Pernah orang
Yunani, karena planet ini berwarna kemerah-merahan seperti darah yang diduga
tanahnya mengandung banyak besi oksigen. Pada permukana planet ini didapatkan
warna-warna hijau, biru dan sawo matang yang selalu berubah sepanjang tahun.
Dugaan
ini bertolak pada kenyataan-kenyataan berikut ini : Berdasarkan pengamatan
melalui teropong dan foto, pada permukana Mars terdapat semacam kanal (saluran
atau dam air) yang sangat panjang dan lurus sekali. Kanal ini menghubungkan
bagian Mars yang tertutup salju dengan bagian yang panas. Bila kanal ini buatan
alam, apakah mungkin selurus itu? Mars tampaknya diselubungi oleh atmosfer.
Dugaan ini bertolak dari kenyataan bahwa permukaan Mars dari waktu ke waktu selalu
tampak berbah, baik berubah dalam bentuk atau gambar maupun wa rnanya. Fenomena
ini mengarah kepada adanya tumbuhan pada permukaanya dan adanya awan yang
menyelubungi seperti layaknya di bumi.
Penelitian
terakhir menunjukkan bahwa pada planet Mars terdapat uap air meskipun dalam
jumlah yang sangat kecil, tetapi para pakar lebih cenderung mengatakan bahwa
perubahan warna permukana planet disebabkan oleh angin pasir, bukan oleh
organisme.
Hal
lain yang menarik di planet ini adalah adanya dua buah bulan dan biasa disebut
dengan nama satelit.
Satelit
yang kecil diberi nama phobos. Satelit ini dekat dengan planet Mars dan hanya berjarak 3.700 mil
(dibandingkan dengan jarak bumi-bulan,
240 ribu mil). Garis tengah 10 mil (16 km). ia mengadakan revolusi mengelilingi
Mars dalam waktu 7 jam 39 menit, dan anehnya ia terbit dari barat, terbenam di
Timur. Phobos dalam satu hari Mars, terbit dan terbenam sebanyak 3 kali.
Satelit
yang besar dinamakan deimos. Satelit ini terbit ari timur dan terbenam di
sebelah barat setelah beberapa hari. Hal ini disebabkan karena revolusi satelit
Deimos hanya berbeda sedikit lebih cepat daripada
rotasi Mars.
Fakta lain yang perlu dicatat
tentang mars adalah :
ü Jarak mars ke matahari adalah 1,52
AU;
ü Bergaris tengah 3.920 mil (setengah
dari bumi);
ü Bere volusi 1,9 tahun;
ü Berotasi 24 hari 37 menit;
ü Perlu pula diketahui, bahwa menurut
data yang dikirim oleh Mariner-4, di Mars tak ada oksigen, hampir tak ada air
sedangkan kutub es yang diperkirakan mengandung banyak air, ternyata tak lebih
dari lapisan salju yang sangat tipis. Ini pula kiranya yang menjadi sebab,
mengapa pada waktu tertentu kutub yang berwarna putih itu lenyap dari pandangan
mata.
6.
Planet Jupiter
Jupiter merupakan planet terbesar dalam tata surya kita. Ia
bergaris tengah 86.600 mil atau 138.560 km, mengadakan rotasi dengan cepat
yaitu 10 jam (bandingkan 24 jam untuk Bumi dan 247 hari untuk Venus). Jupiter
tampak sebagai bintang yang terang yang muncul di tengah malam.
Akibat berotasi dengan cepat, bagian ekuator lainnya menjadi sedikit mengembang
dan mebentuk sabuk yang jelas.
Berdasarkan
analisis spektroskopis, planet ini mengandung gas metana dan amo niak dalam jmlah
banyak, begitu juga gas hidrogen. Albedonnya 0,44 Bercak kemerahan bergaris
tengah 30.000 mil di bagian Selatan (telah diketahui dari tahun 1831)
diperkirakan adalah suatu kawah yang masih hidup (karena warnanya
berubah-ubah). Planet ini mempunyai 14 satelit atau bulan.
Massa
planet ini sangat besar, hampir 300 kali massa bumi dan gravitasinya, yaitu 2,6
kali gravitasi bumi. Artinya, bila suatu benda di bumi beratnya 100 kg maka
berat benda tersebut di JUPiter menjadi 260 kg. akibat selanjutnya, ia memiliki
daya tarik yang sangat kuat sehingga mampu menarik 12 satelit atau bulan yang
berukuran sangat besar. Dua diantaranya lebih besar daripada planet Merkurius.
Tiga darinya beredar berlawanan arah dengan sembilan lainnya. Bulan-bulan
tersebut memiliki lapisan atmosfer yang cukup tebal.
7.
Planet Saturnus
Planet terbesar kedua setelah Jupiter ialah Saturnus, karena
planet ini bergaris tengah 74.000 mil atau 118. 400 km dengan kecepatan rotasi
yang sama dengan Jupiter. Planet ini juga memiliki lapisan atmosfer yang
terdiri dari gas etan, amoniak dan hidrogen
yang bersuhu rata-rata 1030 C, tetapi suhu pada permukaanya
sangat rendah, yakni 2430 F. walaupun demikian, massa jenisnya
sangat kecil bila dibandingkan dengan air yakni 0,75 g/cm3.
Yang
paling menarik dari planet ini ialah ditemukannya sabuk putih yang melilit
ekuatornya dengan jarak dari permukaan sejauh 7.000 mil sampai kurang lebih
37.000 mil. Sabuk ini berbentuk pipih setebal 10 mil, dan berupa debu. Sabuk
ini ternyata berputar mengelilingi planet dengan kecepatan yang berbeda, sabuk
bagian dalam jauh lebih cepat daripada bagian luarnya. Sabuk atau cincin in I
diduga berasal dari satelit yang tidak pernah terbentuk, karena gaya ganggu
Saturnus yang besar, akibat letaknya yang terlalu dekat dengan Saturnus
sehingga calon satelit itu menjadi tidak stabil.
Saturnus
mempunyai 10 satelit dan yang terbesar ialah titan (besarnya 2 kali
bulan-bumi). Phoebe yang
bergerak berlawanan arah dengan sembilan satelit lainnya, menunjukkan bahwa
phoebe bukan anak kandung saturnus. Keanehan phoebe dan sabuk raksasa itu memperkuat Teori Tidal.
Keanehan lainnya ialah sabuk Saturnus itu itu mengembang dan merapat pada
permukaan planet 15 tahun sekali.
8.
Planet Uranus
Planet ini ditemukan secara tak sengaja oleh Herschel dan keluarga pada tahun 1781, ketika mereka
sedang mengamati Saturnus. Besarnya Uranus kurang dari setengah saturnus dengan
garis tengah 50. 560 km atau 4 kali bumi. Oleh karenanya, planet ini merupakan
planet pertama yang dapat ditangkap oleh teleskop, karena letaknya yang cukup
jauh dari matahari.
Uranus
memiliki lima satelit. Berbeda dengan planet lain, rotasi Uranus bergerak dari
Timur ke Barat. Jarak ke matahari adalah 2.860 juta km atau 19,2 AU, dan
mengelilinginya dalam waktu 84 tahun. Kecepatan rotasi 10 jam 47 menit.
Berdasarkan pengamatan pesawat Voyager pada bulan Januari 1986, Uranus memiliki 14
satelit. Sama seperti Venus, rotasinya berlawanan arah dengan rotasi bumi.
9.
Planet Neptunus
Neptunus ditemukan pada saat para astronom mengamati planet
baru Uranus yang orbitannya agak menyimpang dari perhitungan. Berdasarkan Hukum
Newton (gaya tarik menarik antara dua benda) diperkirakan ada benda langit
besar lain yang mempengaruhi orbit Uranus. Ternyata pengaruh tersebut
disebabkan adanya Neptunus yang merupakan planet terbesar ketiga pad atahun
1846. Planet ini, jika dilihat dengan teleskop dari bumi berwarna
kebiru-biruan. Dari spektrum cahayanya, planet ini diketahui mempunyai atmosfer
yang sebagian besar terdiri dari gas metana.
Neptunus
mempunyai dua satelit, satu diantaranya disebut Triton.satelit Triton
beredar berlawanan arah dengan gerak rotasi Neptunus. Jarak ke matahari adalah
30,1 AU atau 4,470 juta km, bergaris tengah 28.000 mil dan mengelilingi
matahari dalam waktu 165 tahun sekali putar.
F. BENDA-BENDA LANGIT LAIN YANG BERADA DI ALAM
SEMESTA
1. Asteroida
atau Planetoida
Pada tahun 1801, piazzi seorang
astronom Italia melalui pengamatan teleskopnya, menemukan benda langit yang
berdiameter 500 mil atau ± 900 km (bulan berdiameter 2.160 mil
atau 3.000 km) beredar mengelilingi matahari.
Pada masa ini, benda semacam itu
telah diketahui sebanyak ±
2.000 buah, berbentuk bulat-bulat kecil, yang terbesar disebut ceres dengan diameter 750 km. benda-benda langit
yang terkecil yang bisa diamati adalah yang berdiamter 1 mil. Kelompok benda
langit ini disebut planetoida atau bkan planet untuk membedakannya dengan
sembilan planet utama yang telah dijelaskan tadi. Bila seluruh massa planetoida
ini dikumpulkan, jumlahnya tidak lebih dari 2% dari massa bulan.
2. Komet
atau Bintang Berekor
Meskipun komet disebut sebagai
bintang berekor, komet bukan tergolong bintang alam dalam arti yang sebenarnya.
Komet merupakan anggota tata surya yang beredar mengelilingi matahari dan menerima
energinya dari matahari.
Komet sebenarnya merupakan kumpulan
bungkahan batu yang diselubungi oleh kabut gas. Diameter komet termasuk
selubung gasnya ± 100.000 km, sedangkan diameter inti
yang berupa bungkah-bungkah batu sebagian dipantulkan, sedang lainnya berupa
sinar ultra violet akan bereksitasi pad agas yang menyelubungi komet. Akibat
eksitasi ini akan terjadi resonansi atau fluoresce
nsi, dan gas akan berpendar
memancarkan cahaya. Akibat tekanan cahaya matahari, gas pendar ini akan
terdorong menjauhi matahari maka terbentuklah ekor komet. Karena komet selalu
menjauhi matahari maka jika komet mendekati matahari, ekornya dibelakang dan di
depan sewaktu menjauhinya.
3. Meteor
Meteor adalah benda angkasa yang
tidak mengeluarkan cahayanya sendiri, tetapi dia bukan binatang. Jadi, semacam
benda-benda planetoida yang mungkin saja datang dari luar tata surya kita.
Meteor berupa batu-batu kecil yang
bergaris tengah antara 0,2-05 mm dan massanya tidak lebih dari 1 gram. Meteor
ini semacam debu angkasa yang bergerak dengan kecepatan rata-rata 60 km/detik
atau 60 x 60 x 60 km per jam.
4. Satelit
Satelit merupakan pengiring planet.
Satelit beredar mengelilingi planet dan bersama-sama beredar mengelilingi
matahari. Peredaran satelit mengelilingi planet disebut gerak revolusi satelit.
Disamping itu, satelit juga melakukan gerak rotasi, yaiotu beredar mengelilingi
sumbunya sendiri.
Pada umumnya, arah rotasi revolusi
satelit sama dengan arah rotasi dan revolusi planetnya, yaitu dari Barat ke
Timur kecuali satelit dari planet
Neptunus. Planet yang telah diketahui tidak mempunyai satelit adalah Merkurius,
Venus, maupun pluto.
Pluto merupakan satu satunya satelit dari planet
bumi. Kala rotasi bulan adalah satu hari, sedang kala revolusinya satu bulan. Karena kala rotasi
bulan sama dengan kala rotasi bumi, mengakibatkan permukana bulan yang menghadap
ke bumi selalu tetap.
Jarak antara bumi dengan bulan, kurang lebih 384.403 km dan merupakan
benda langit yang paling dekat terhadap bumi jika dibandingkan bumi, bulan
mempunyai ukuran :
a. Massa bulan : 1/10 massa bumi
b. Garis tengah bulan : ¼ diameter
bumi-3000 km
c. Gravitasi bulan : 1/6 gravitasi
bumi.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari uraian
diatas dapat diambil kesimpulan bahwa alam semesta mencakup keseluruhan
benda-benda alam yang terdiri dari galaxy, bintang-bintang, matahari, planet-planet,
nabula dan satelit-satelit. Yang dimana asal muasal benda alam itu sudah
dinyatakan kebenarannya melalui penelitian para ahli.
Alam semesta itu sendiri mencakup
tentang Mikrokosmos dan Makrokosmos. Mikrokosmos ialah benda-benda yang
mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amoeba, dan
sebagainya.Sedangkan makrokosmos ialah benda-benda yang mempunyai ukuran yang
sangat besar, misalnya bintang, planet ataupun galaksi. Dengan diperolehnya
berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai di
bumi, timbulah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya Alam
Semesta. Seperti teori keadaan tetap yang dikemukakan oleh Fred Hoyle, Herman
Bondi, dan Thomas Gold dan teori ledakan besar.
Di
alam semesta ini juga terdapat galaksi dan tata surya. Ada beribu-ribu macam
galaksi di alam semesta ini contohnya galaksi elips, galaksi spiral, galaksi
tidak beraturan, dan lain-lain. Galaksi tempat matahari berinduk diberi nama
Milky Way dan Bima sakti. Selain itu di alam semesta terdapat tata surya. Tata
surya terdiri atas satu matahari dan semua benda angkasa yang beredar
mengelilinginya. Matahri adalah bintang yang mengeluarkan cahaya sendiri.
Matahari dikelilingi oleh palnet-planet. Kebanyakan planet memilki satelit.
Satelit beredar mengelilingi planet. Dalam system tata surya kita terdapat 8
planet yang mengelilingi matahari diantaranya merkurius, venus, bumi, mars,
Jupiter, saturnus, Uranus, dan neptunus. Selain ke 9 planet tersebut,
benda-benda langit lainnya yang menyusun tata surya adalah komet, meteor,
asteroid, dan lain-lain.
B.
SARAN-SARAN
ü Hendaknya kita
sebagai manusia harus bisa menikmati dan menjaga sebaik-baiknya segala sesuatu
yang telah tercipta (alam semesta beserta isinya).
ü Sebaiknya ilmu pendidikan
yang kita pergunakan tidak terlepas dari koridor keilmuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar